![]() |
Foto Teks : Sayed Abubakar Asseggaf, tokoh masyarakat Pekanbaru yang akrab disapa Ibeck Asseggaf. |
Pekanbaru, TIMENEWSNUSANTARA.COM memasuki babak baru dalam wajah kepemimpinan kota. Sejak dilantik sebagai Wali Kota pada Februari 2025, Agung Nugroho langsung tancap gas menyelesaikan berbagai persoalan yang selama ini menghimpit kehidupan warga. Langkah-langkah cepat dan menyentuh akar masalah menjadi ciri khas yang mulai melekat pada sosok pemimpin muda ini.
Sejak hari pertama menjabat, Agung lebih banyak terlihat di lapangan daripada di balik meja. Ia bukan tipe pemimpin yang hanya sibuk dalam ruang rapat dan seremoni. Dalam banyak kesempatan, Agung hadir langsung di tengah masyarakat, memeriksa kondisi jalan rusak, menginspeksi TPS liar, hingga mendengarkan keluhan warga dari berbagai latar belakang.
“Saya melihat Agung Nugroho membawa semangat baru dalam memimpin kota ini. Beliau turun langsung, tidak hanya memimpin dari balik meja. Ini bukan hal yang umum kita temui, dan jujur, saya pribadi sangat terkesan,” ujar Sayed Abubakar Asseggaf, tokoh masyarakat Pekanbaru yang akrab disapa Ibeck Asseggaf.
Salah satu gebrakan awal yang terasa dampaknya adalah penyesuaian tarif parkir. Tarif parkir kendaraan roda dua diturunkan dari Rp2.000 menjadi Rp1.000, serta pembebasan tarif parkir di minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. Selain itu, pelajar kini bisa naik Bus TMP secara gratis—sebuah kebijakan yang membantu banyak keluarga di tengah tekanan ekonomi.
Dalam bidang pelayanan publik, Agung memperkenalkan Mobil AMAN Keliling, yang memberikan kemudahan pengurusan dokumen kependudukan langsung di lingkungan warga. Program ini terbukti mengurangi antrean di kantor Disdukcapil serta mendekatkan pelayanan ke masyarakat.
Di sektor kesehatan, Agung meluncurkan program Universal Health Coverage (UHC) Plus, yang memungkinkan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan hanya dengan menunjukkan KTP, tanpa mempermasalahkan tunggakan iuran BPJS. Program ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mewujudkan kota yang ramah dan peduli terhadap warganya.
“Ini bukan sekadar program populis. Saya melihat kesungguhan di balik kebijakan-kebijakan ini. Agung bekerja dengan niat tulus untuk menyejahterakan warga, dan itu terlihat dari langkahnya yang terukur tapi penuh empati,” tambah Ibeck.
Tak hanya itu, Agung juga menunjukkan kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan dengan melakukan studi ke perusahaan pengelola sampah terbaik di Asia, Zaquin Resources SDN BHD di Malaysia. Dari studi ini, ia berkomitmen menerapkan sistem pengelolaan sampah modern di Pekanbaru, sekaligus membuka peluang kerja bagi anak-anak muda kota ini.
Kepada kalangan ulama, Agung menjalin kedekatan dengan mendukung kegiatan dakwah dan pendidikan agama. Ia bahkan mengalokasikan dana Rp2 miliar per tahun untuk mendukung kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh IKMI Pekanbaru.
“Agung adalah pemimpin yang membuka pintu selebar-lebarnya kepada semua elemen—ulama, pemuda, masyarakat akar rumput. Tak banyak pemimpin yang bisa menjaga keseimbangan itu. Ia menunjukkan bahwa kemajuan kota bukan hanya tentang infrastruktur, tapi juga tentang merangkul hati masyarakatnya,” ujar Ibeck lagi.
Agung Nugroho hari ini bukan hanya Wali Kota, tapi simbol harapan bagi banyak warga Pekanbaru. Harapan akan hadirnya pemimpin yang tidak menjadikan kekuasaan sebagai kemegahan, melainkan sebagai amanah yang harus ditepati dengan kerja nyata. (TNC)